Jumat, 30 Desember 2011

Laporan Mikrobiologi: Faktor lingkungan terhadap pertumbuhan jamur






PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)





Oleh
Miandri Sabli Pratama
(1014121133)












PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011


 




I.  PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

Jamur adalah organisme yang relatif kecil, biasanya mikroskopik, umumnya berbentuk filamen tabung, eukariotik, heterotrofik dan umumnya berproduksi dengan spora. Jamur bersifat heterotrofik karena jamur mengonsumsi bahan organik dan tidak memiliki zat hijau daun.
Jamur dapat hidup secara parasit, saprofit dan simbion. Parasit yaitu menyerap nutrisi dari inang yang ditumpanginya. Saprofit adalah jamur yang dapat hidup pada bahan organik yang mati. Sementara simbion adalah sifat jamur yang bersimbiosis dengan sel yang lain yang mana bisa menguntungkan ataupun merugikan. Tubuh jamur sendiri terdiri dari talus yaitu tidak memiliki organ tubuh. Jamur bersifat kosmopolitan yaitu dapat hidup dimana-mana.
Persyaratan umum untuk pertumbuhan jamur yaitu terdapat bahan organic sebagai sumber nutrisi bagi jamur dan kelembapan nisbi lebih dari 19% dengan suhu antara 10-30 derajat celcius.

Pada percobaan ini, pertumbuhan jamur akan diamati dalam tiga perlakuan, yaitu pada ruangan gelap, ruangan kamar dan ruangan dingin. Jadi kita akan mengamati perkembangan jamur pathogen tumbuhan selama tiga hari dari perlakuan tersebut.

B.  Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Melihat dan mengamati perkembangan jamur terhadap pengaruh dari faktor
    lingkungan.
 




II.  TINJAUAN PUSTAKA


Jamur dapat dibedakan menjadi dua yaitu jamur yang tidak berbahaya dan jamur yang berbahaya. Jamur yang biasanya berbahaya untuk dimakan adalah jamur yang mempunyai warna yang mencolok seperti yang dimiliki jamur Amanita. Jamur tumbuh secara saprofit dan parasit pada tanaman karena tidak memiliki klorofil untuk berfotosintesis, sehingga terkadang jamur sangat merugikan bagi tumbuhan diantaranya menyebabkan penyakit hawar pada jagung. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis). Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah (Dwidjoseputro, 2003).

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa (Sutedjo, 1996).

Umumnya cahaya menstimulasi atau menjadi faktor penghambat terhadap pembentukan struktur alat-alat reproduksi dan spora pada jamur. Walaupun proses
reproduksi memerlukan cahaya, hanya fase tertentu saja yang memerlukan cahaya, atau secara bergantian struktur berbeda di dalam sporokarp dapat memberi respon berbeda terhadap cahaya. Contoh spesies Discomycetes Sclerotina sclerotiorum akan terbentuk dalam kondisi gelap, namun memerlukan cahaya untuk pembentukan pileusnya (Purdy, 1956).

Suhu maksimum untuk kebanyakan jamur untuk tumbuh berkisar 30 derajat Celcisu sampai 40 derajat Celcisu dan optimalnya pada suhu 20 derajat Celcius sampai 30 derajat Celcius. Jamur- jamur kelompok Agaricales seperti Flummulina sp, Hypsigius sp, dan Pleurotus sp, tumbuh optimal pada suhu 22 derajat Celcius  
                                                                                       (Kaneko dan Sugara, 2001).





III.  METODELOGI PERCOBAAN


A.  Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaaan ini adalah pembakar Bunsen, jarum ose, laminar air flow, alkohol 70%, dan cawan Petri. Sedangkan bahan yang digunakan adalah media PDA, dan media jamur Trichoderma.


B.  Cara Kerja

1. Menyiapkan 3 cawan Petri media PDA.
2. Mengisolasi jamur Trichoderma sp pada masing-masing media PDA.
3. Memberi label tanggal dan kelompok pada masing-masing cawan Petri.
4. Mengamati pertumbuhan jamur selama 3 hari berturut-turut.
5. Mencatat diameter masing-masing 3 perlakuan jamur tersebut.






IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN


A.  Hasil Pengamatan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Tabel Pengamatan Kelompok 9C Pada Ruangan Kamar.
Hari/Tanggal
Gambar
Hasil Pengamatan
Rabu,30 Maret 2011

rung kmar tgl 30

Belum terdapat jamur yang berkembang di dalam media PDA, dan ukurannya adalah 0,8 cm
Kamis, 31 Maret 2011

r kamar 31

Terdapat jamur yang berkembang di dalam media PDA, dalam jumlah yang sedang dan berwarna putih, dan ukurannya adalah 4,45 cm
Jumat, 01 Maret 2011

ruang kamar tgl 1

Terdapat banyak sekali jamur yang berkembang, dan ukurannya adalah 7,35 cm
2. Tabel Pengamatan Kelompok 9C Pada Ruangan Gelap.
Hari/Tanggal
Gambar
Hasil Pengamatan
Rabu,30 Maret 2011

ruang gelap 30

Belum terdapat jamur yang berkembang di dalam media PDA, dan ukurannya adalah 0,75 cm
Kamis,31Maret 2011

31 r gelap

Terdapat jamur yang berkembang di dalam media PDA, dalam jumlah yang sedang dan berwarna putih, dan ukurannya adalah 4,05 cm
Jumat, 1 Maret 2011

ruang glap tgl 1

Terdapat banyak sekali jamur yang berkembang, dan ukurannya adalah 5,25 cm









3. Tabel Pengamatan Kelompok 9C Pada Ruangan Dingin.
Hari/Tanggal
Gambar
Hasil Pengamatan
Rabu,16 Maret 2011

ruangdgin 30

Belum terdapat jamur yang berkembang di dalam media PDA, dan ukurannya adalah 0,725 cm
Kamis, 17 Maret 2011

r dingin 31

Belum terdapat jamur yang berkembang di dalam media PDA, dan ukurannya adalah 0,725 cm
Jumat, 18 Maret 2011

r dingin 31

Belum terdapat jamur yang berkembang di dalam media PDA, dan ukurannya adalah 0,9 cm








4. Tabel Data Kelas C.
Kelompok
Ruangan Dingin (cm)
Ruangan Gelap (cm)
Ruangan Kamar (cm)
1



2



3



4



5



6



7



8



9



10





B. Pembahasan

Pada hasil percobaan didapatkan pertumbuhan jamur Trichoderma sp pada ruangan gelap tiga hari berturut-turut yaitu 0,75 cm; 4,05 cm; dan 5,25. Sementara pada perlakuan ruangan dingin didapatkan hasil pengamatan yaitu 0,725 cm; 0,725 cm; dan 0,9cm. Dan pada perlakuan ruangan kamar didapatkan hasil yaitu 0,8 cm; 4,45 cm; dan 7,35 cm.

Pada percobaan ini dilakukan dengan teknik aseptik, agar media PDA tidak terkontaminasi oleh jamur lain. Hasil yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan selama 3 hari yaitu, jamur Trichoderma lebih berkembang pada ruang kamar, yang dipengaruhi oleh sinar matahari, struktur pada ruangan kamar lebih tebal dan hijau di bagian tengah, serta putih pekat dibagian pinggirnya. Sedangkan pada ruangan gelap, jamur juga berkembang dengan cepat dan besar, akan tetapi tidak sebesar ukuran dari jamur pada ruangan kamar, dan tekstur warnanya juga lebih dominan pada ruangan kamar, pada ruangan gelap warna hijau dan warna putihnya tidak terlalu pekat. Sedangkan jamur pada di ruangan dingin tidak berkembang, hanya saja terjadi sedikit perubahan diameternya. Hal ini dikarenakan, ruangan yang dingin menghambat perkembangan jamur.

Pertumbuhan jamur pada percobaan ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu suhu, cahaya dan kelembapan. Persyaratan umum untuk tumbuhnya jamur yaitu terdapat bahan organik (jamur heterotrof) dan kelembapan nisbi lebih dari 19% dan pada suhu antara 10-30 derajat celcius.






V.  KESIMPULAN


Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dari percobaan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.
2.      Pertumbuhan jamur lebih cepat diruangan kamar(terang) dari pada diruangan gelap dan ruangan dingin.
3.      Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur yaitu suhu, cahaya, dan kelembapan dan bahan organik(nutrisi).

 




DAFTAR PUSTAKA


Dwijaseputro, 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Brawijaya. Djambatan: Malang.

Kaneko dan Sugara. 2001. Penuntun  Mempelajari Jamur di Laboratorium.
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang.

Purdy, 1956. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia:Jakarta.

Sutedjo, M. 1996.Mikrobiologi Tanah . Rineka Cipta: Jakarta.




Laporan Bioteknologi : Pengenalan alat laboratorium





PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
(LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI DASAR)


Oleh
Miandri Sabli Pratama
(1014121133)




                         PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI                        
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011





BAB I.  PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
            Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau penelitian . Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang dilakukan.  Dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.
Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam alat-alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil yang maksimal. 
Penggunaan alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang tidak di inginkan.

Dengan pengenalan alat-alat laboratorium. Kita dapat mengetahui berbagai macam alat yang terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan mikrobiologi. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya.


1.2.Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah
1. Mengetahui  berbagai alat standar dalam laboratorium Bioteknologi
2. Mengenal nama, fungsi, dan prinsip kerja dari tiap-tiap alat tersebut





BAB II.  TINJAUAN PUSTAKA

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19.
Ciri utama bioteknologi:
1. Adanya agen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan atau hewan,
2. Adanya pendayagunsan secara teknologi dan industry,
3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Bioteknologi selalu berkaitan dengan reaksi-reaksi biologis yang di lakukan oleh jasad hidup sebagai suatu individu atau komponen-komponennya yang daat berupa organel,sel,atau jaringan,atau bahkan molekul-molekul tertentu misalnya DNA dan RNA , protein atau enzim.
Dalam perkembangannya bioteknologi sekarang telah mencapai aras rekayasa yang jauh lebih terarah sehingga hasilnya dapat lebih atau bahkan sepenuhnya, dikendalikan. Perkembangan ilmu dan teknologi akhir-akhir  ini menunjukan bahwa batasan-batasan semacam ini semakin tipis karena adanya proses interaksi yang insentif antara suatu teknologi dengan teknologi yang lain. (Anonim, 2009)




BAB III.  METODELOGI

3.1 ALAT DAN BAHAN
Neraca analitik, ph meter portable, shaker, magnetic stirrer, lemari asam, cawan petri, gelas ukur, autoclaf, destilator, show case, pembakar spritus, erlenmeyer, laminar air flow, kompor, rubber bulb, oven dan tabung durham.

3.2 CARA KERJA
1.       Alat-alat laboratorium dilihat, diamati dan digambar.
2.      Mencatat nama semua alat yang akan diperkenalkan.
3.      Mempelajari cara penggunaan alat-alat.
4.      Memberikan keterangan dari bagian alat- alat tersebut. Kemudian mencatat fungsi dan prinsip kerja dari alat- alat tersebut.










BAB IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
NO
Nama Alat
Gambar
Keterangan
1
Neraca analitik
neraca.jpg
. Neraca analitik = neraca yang digunakan untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (biasanya hingga 4 desimal 0,0001 gram) misal = meinmbang zat yang digunakan untuk larutan standar primer

2
pH meter portable
ph.jpg
PH meter adalah alat untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasa-an air minum
Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya –log [H+]. Dengan kata lain pH merupakan ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu larutan dapat ditera dengan beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi larutan dengan asam dengan indikator atau yang lebih teliti lagi dengan pH meter

3
Shaker
shaker.jpg
Alat pengocok yang putarannya dapat di atur sesuai dengan yang kita ingin kan. Kecepatan putarannya adalah 120rpm(rotation  per menit)
4
Magnetic stirrer
magnt.jpeg
 magnetic stirrer adalah perangkat laboratorium yang menggunakan medan magnet berputar untuk menyebabkan aduk bar (juga disebut "kutu") direndam dalam cairan berputar sangat cepat, sehingga aduk.
5
Lemari asam
lemari-asam.jpg
Lemari asam ini digunakan untuk tempat mereaksikan berbagai jenis reaksi kimia, terutama dalam mereaksikan zat-zat yang berbahaya, beracun, maupun dalam mereaksikan zat-zat yang menghasilkan zat lain yang mengeluarkan gas berbahaya, hingga percikan api
6
Cawan petri
Tempat membiakkan (kultivasi) mikroorganisme
7
Gelas ukur
gelas.jpg
Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L
.Fungsi:Untukmengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu
8
Autoklaf
200px-autoclave1.jpg
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 1210C (2500 F). Jadi tekanan yang bekerja keseluruh permukaan benda adalah 15 Pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 Pounds Per Squere inch). Lama sterilasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 1210C
9
Destilator
desti.jpg
Alat yang di gunakan untuk menyuling aneka jenis minyak tanaman dengan proses destilasi
10
Show case
ShowCaseTmpkDpn.jpg

11
Pembakar spritus
sprts.jpg
Pembakar spritus digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
12
Erlenmeyer
Erlenmeyer_flask_hg.jpg
erlenmeyer ini berfungsi untuk menampung larutan bahan atau cairan, labu erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, multivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain lain. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, dan lain-lain.

13
Labu ukur
labu-ukur.jpg
Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.
Fungsi:Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan
14
Laminar air flow
Alat ini digunakan dalam teknik sterilisasi radiasi. Kita juga dapat bekerja di dalam ruangan ini. Alat ini terletak khusus dalam satu ruang yang disebut ruang steril. Penggunaan alat tersebut adalah untuk mensterilkan udara di tempat kerja sehingga kegiatan yang  berkaitan dengan pemindahan dan pengairan mikroba dapat dilakukan disekitar laminar airflow.





15
Kompor
Untuk sterilisasi dengan cara pembakaran atau perebusan alat laboratorium.
16
Rubber Bulb
Untuk menyedot larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukur dan untuk membuang gas.
17
Oven(Inkubator)
alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042
misalnya adalah 10-70º C.

18
Tabung Durham
Untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan.


4.2 PEMBAHASAN
Alat yang terdapat di ruangan laboratorium seperti Neraca analitik, ph meter portable, shaker, magnetic stirrer, lemari asam, ditera, gelas ukur, autoklaf, destilator, show case, pembakar spritus, erlenmeyer, laminar air flow, oven, kompor, rubber bulb, dan tabung durham.
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121º C.

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70ºC.

Tabung durham memiliki bentuk yang sama seperti tabung reaksi, tapi di dalamnya terdapat tambahan tabung kecil. Fungsi tabung ini adalah sebagai indikator terjadinya fermentasi. Fermentasi terjadi jika gelembung-gelembung udara muncul pada bagian tabung kecil di dalam tabung durham.
Alat lain yang penting diketahui adalah laminar air flow. Rangkaian alat ini terletak khusus dalam satu ruang yang disebut ruang steril. Penggunaan alat tersebut adalah untuk mensterilisasikan udara ditempat kerja, sehingga kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan dan pengambilan mikrobia dapat dilakukan di sekitar laminar air flow. Fungsi lain adalah ketika menggunakan alat-alat yang sudah disterilisasikan, sehingga untuk mencegah timbulnya kontaminasi tidak perlu menggunakan pemanasan dari lampu spritus ataupun lampu hunsen.   




BAB V.  KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Dengan mengetahui fungsi dan cara kerja alat dapat memperalancar suatu percobaan.
  2. Dengan pengenalan alat kita dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari alat-alat yang diguanakan
  3. Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum melakukan suatu percobaan.





DAFTAR PUSTAKA



Nuryono , Tahir. I, dan Pranowo, D. 2006. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik
Untuk Fakultas-Fakultas NonMIPA. Laboratorium Kimia Dasar FMIPA
UGM , Yogyakarta.
Plummer, D. T., 1987. An Introduction to Practical Biochemistry. Tata Mc-Graw
Hill Publishing Company LTD, Bombay- New Delhi.
Suriawi,Unus. 1990. Pengantar Bioteknologi Umum. Bandung:Angkasa.
W. Lay,Bibiana. 1992. Bioteknologi. Jakarta : Rajawali pers.
J. Pell Czar,Michaal. 1986. Dasar-Dasar Bioteknologi. Jakarta:UI pers.
Gupte, Satish MD. 1982. Bioteknologi Dasar. Jakarta : Binarupa aksara.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management